Memo Dari Tuhan

Tanggal: Hari ini
Kepada: Kamu/Anda
Dari: ALLAH
Perihal: Dirimu
Reff: Hidupmu Saya,

Tuhanmu, Hari ini Saya akan menangani semua masalah anda.

Harap diingat bahwa Saya tidak butuh bantuan anda.

 Jika kehidupan yang anda jalani saat ini membawa anda pada situasi yang tidak dapat anda tangani maka janganlah coba-coba untuk mengatasinya.

Mohon letakkan permasalahan anda tersebut pada kotak ADT (Akan Diselesaikan Tuhan).

Semuanya akan diselesaikan, tapi dalam ukuran waktu Saya, bukan anda.

 Setelah masalah diletakkan dalam kotak, jangan pernah anda kembali memperhatikannya, kembali menengoknya dan mengkhawatirkannya kembali. Sebaiknya anda fokus pada hal-hal lain indah yang sudah dan akan hadir dalam hidup anda.

 Jika anda mengalami hal-hal buruk dalam pekerjaan, pikirkan orang lain yang tidak memiliki pekerjaan selama bertahun-tahun.

 Jika hubungan cinta anda atau kondisi keluarga anda semakin memburuk, pikirkan orang lain yang tidak pernah merasakan rasanya mencintai dan dicintai.

 Jika anda sedih karena tidak bisa menikmati libur akhir pekan, pikirkanlah seorang janda miskin yang harus bekerja hampir seharian dan seminggu penuh untuk memberi makan anak-anaknya.


 Jika tiba-tiba mobil/kendaraan anda rusak di tengah jalan yang sepi dan jauh dari pertolongan, pikirkan orang lain yang tidak memiliki kaki atau lumpuh yang tidak dapat berjalan normal.

 Jika anda tiba-tiba melihat rambut anda sudah mulai memutih beruban, pikirkanlah pasien kanker yang rambutnya rontok karena harus menjalani kemoterapi.

Jika anda bingung memikirkan dan merenung tentang hidup dan menanyakan maksud Saya terhadap hidupmu, maka bersyukurlah karena masih banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berpikir. 

Jika anda menganggap diri anda telah menjadi korban dari ketidaktahuan orang lain, ketidakpedulian orang lain atau ketidaktoleransian orang lain atau yang lebih buruk lagi, mungkin anda juga termasuk salah satu dari mereka yang intoleran dan tidak peduli.

 Jika anda memutuskan untuk meneruskan surat ini kepada orang lain, maka anda mungkin telah menyentuh hidup mereka dengan cara yang tidak pernah anda tahu!

 Terima kasih.
Read more

Tali Kekang Gajah

Suatu hari seorang laki-laki berjalan melintasi perkebunan dimana di dalam perkebunan tersebut terdapat sebuah tempat pelatihan untuk gajah-gajah liar agar menjadi mudah dijinakkan dan digunakan membantu keperluan perkebunan.

 Tampak seekor gajah besar, gagah dan kuat yang berdiri tegak tanpa bergerak sedikitpun, padahal dia hanya diikat oleh seutas tali kecil yang melingkar pada salah satu kaki depannya dan terikat pada sebuah tonggak kecil.

Tidak tampak kandang besi atau rantai baja yang mengikatnya. Jelas sekali bahwa jika si gajah berniat melepaskan diri maka dengan amat mudahnya ia akan segela terlepas dan lari.

Tapi entah mengapa hal itu tidak dilakukannya. Laki-laki tersebut penasaran dan melihat sekitar menghampiri pawang sekaligus pelatih gajah tersebut dan bertanya, "Mengapa gajah sebesar itu hanya berdiri saja dan tidak berusaha melarikan diri padahal talinya sekecil itu?" Jawab pelatih gajah tersebut,

"ketika gajah tersebut masih kecil kami sudah mengikatnya dengan tali tersebut, dan kami menggunakan tali yang seukuran itu sampai dia sedewasa dan sebesar ini. Cukup bagi gajah untuk yakin bahwa karena tali tersebut maka dia tidak bisa melarikan diri, sehingga sampai sekarang dia tidak berusaha melepaskan diri dari tali tersebut." Laki-laki tersebut heran dan menggumam, "hewan sebesar itu yang bisa melarikan diri dan lepas dari tali kapan saja, tapi tidak melakukannya hanya karena dia percaya bahwa tali yang mengikatnya tidak memungkinkan dia melarikan diri, dan karenanya dia tetap berada di sini sampai sekarang?"

 Pesan: Seperti si gajah, beberapa dari kita sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu padahal kita mampu, hanya karena kita pernah gagal. Ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari hidup.
Read more

Lima Menit Lagi

Suatu hari di sebuah taman, seorang wanita duduk di sebuah bangku di taman bermain.

Di sebelahnya duduk seorang ibu yang sedang memandang seorang anak di taman bermain.

"Itu anak saya di sana," katanya, sambil menunjuk seorang anak kecil dengan baju merah yang sedang main ayunan. "Dia anak tampan," kata ibu tersebut.

"Kalau itu anak saya bermain di pasir dengan baju biru." Kemudian, melihat jam tangannya, dia memanggil anaknya. "Syamil, ayo kita pulang Nak?" Syamil memohon, "Lima menit lagi, ya ibu?".
Ibu itu mengangguk dan Syamil terus bermain pasir.

 Menit-menit berlalu dan sang ibu berdiri dan memanggil lagi anaknya. "Waktunya untuk pulang sekarang?" Sekali lagi Syamil memohon, "Lima menit lagi, Bu.

" Ibu itu tersenyum dan berkata, "baiklah" "

Anda sabar sekali sebagai seorang ibu ," kata wanita itu.

Sang ibu itu tersenyum dan kemudian berkata, "Kakak Syamil, Haikal, meninggal dalam kecelakaan tahun lalu saat dia mengendarai sepedanya di dekat sini, saya sendiri tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengannya yang saya mampu.

Seandainya ia masih hidup sekarang, saya akan memberikan apa saja untuknya meskipun hanya lima menit. Saya sudah bersumpah untuk tidak membuat kesalahan yang sama dengan Syamil.

Biarkan dia berpikir memiliki tambahan waktu lima menit lebih banyak untuk bermain... karena sesungguhnya, sayalah yang mendapatkan lima menit lebih banyak untuk melihat dia bermain."

 Mari kita meluangkan waktu yang berharga dengan orang-orang yang dekat, yang sayang kepada kita. Agar kita tidak menyesalinya ketika kesempatan kesempatan itu sudah tidak ada lagi...
Read more

Istriku Tidak Bekerja

Seorang suami mengeluh karena merasa capek... capek dan capek.... dan ingin agar isterinya membantu mencari nafkah sebab selama ini menurutnya merasa isterinya "Tidak Bekerja"

 Berikut tanya jawab antara seorang suami (J) dan Psikolog (T)..

 T : Apakah pekerjaan Pak Bandi?
 J : Saya bekerja sebagai akuntan di sebuah Bank.

 T : Isteri Bapak ?
 J : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.

 T : Tiap-tiap pagi siapa yang menyediakan sarapan?
 J : Isteri saya yang menyediakan sebab dia tidak bekerja.

T : Jam berapa isteri bangun untuk sediakan sarapan ??
J : Jam 4 pagi dia bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu..

T : Anak-anak Pak Bandi ke sekolah bagaimana??
J : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.

T : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan ?
J : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran serta menyetrika. Lepas siang menjemput anak pulang sekolah dan membantu anak belajar pada sore hari.

T : Petang hari selepas Pak Bandi pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan?
J : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.

T : Lalu apa yang istri bapak lakukan ?
J : Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.

 Marilah kita cermati bersama, berdasarkan cerita di atas, anda rasa siapa yang lebih banyak bekerja???

Rutinitas seharian istri anda dimulai dari sebelum pagi sehingga lewat malam, itu juga dikatakan TIDAK BEKERJA??!! Ibu Rumah Tangga memang bukan pekerjaan, tidak memerlukan segulung ijazah, sederet pangkat atau segunung jabatan yang besar, tetapi peranan IBU RUMAH TANGGA sangatlah penting! 

Hargailah seorang isteri. Karena bagaimanapun pengorbanannya tidak terkira. Ini merupakan renungan untuk kita semua untuk senantiasa saling memahami dan menghargai peran masing-masing. Karena adanya rasa "SALING MENGHARGAI " maka semua akan bahagia.
Read more

Sepenggal Kisah Supir Angkot

Pagi itu udara sangat cerah. Jalanan ramai, banyak orang hilir mudik, para pekerja kantoran dan pabrik tampak terburu-buru berangkat.

Setiap angkutan umum yang melintas terlihat penuh, dengan kecepatan tinggi mengejar penumpang dan waktu. Tak lama sebuah pemandangan menarik tampak di tepi jalan ujung sebuah gang.

Seorang ibu-ibu dengan tiga anaknya berusaha menghentikan angkot yang lalu lalang. Tetapi setiap kali angkot berhenti, tak lama kemudian angkot tersebut berjalan kembali dan meninggalkan ibu dan ketiga anaknya tanpa menaiki angkot tersebut.

Beberapa kali kejadian tersebut berulang. Tidak begitu lama dari ujung jalan terlihat angkot dengan kecepatan sedang, tidak begitu penuh, dengan pengemudi seorang anak muda yang cukup bersih.

Dengan sedikit ragu-ragu ibu tersebut menghentikan angkot tersebut dan terjadilah dialog singkat, “Dik, lewat terminal ya?” tanya Ibu. “Iya bu.” Jawab supir angkot tersebut. Yang aneh, si ibu tidak segera naik tetapi malah berkata, “Tapi saya dan ketiga anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab, “Nggak apa-apa Bu, naik saja”. Si Ibu tampak ragu-ragu, dan supir-pun mengulangi perkataannya, “Ayo bu, naik saja, nggak apa-apa”.

 Ketika sampai di terminal, empat orang penumpang gratisan ini turun. Si ibu mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepada supir atas kebaikannya naik angkot tanpa membayar.

 Setelah ibu tersebut turun, seorang penumpang pria turun juga lalu membayar dengan uang Rp.50 ribu. Ketika supir hendak memberikan kembalian ongkos, pria itu berkata bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta empat penumpang gratisan tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik” kata pria tersebut kepada sopir angkot tersebut...

 Pagi itu menjadi semakin cerah dengan kebaikan-kebaikan yang baru saja terjadi.

Seorang ibu miskin yang jujur, seorang supir yang baik hati di tengah jam sibuk dan jalanan yang ramai ia merelakan empat kursi penumpangnya untuk ibu dan ketiga anaknya dan seorang penumpang yang budiman.

Mereka saling mendukung untuk sebuah kebaikan, tanpa sedikitpun mengeluh dan mengharap balas jasa. 

Andai separuh saja bangsa kita bisa seperti ini, maka dunia akan takluk. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun itu, tentu akan sangat berarti bagi orang lain.
Read more

Anak Buta dan Seorang Lelaki

Pagi itu seorang anak buta duduk di depan sebuah gedung perkantoran dengan tangan memegang topi sambil menengadahkannya memohon belas kasihan.
Di sebelah anak kecil tersebut terdapat sebuah papan dengan tulisan “Saya buta, tolonglah saya”. Dan terdapat beberapa buah koin rupiah yang berhasil dikumpulkannya.

 Sesaat kemudian tampak seorang pria berjalan lewat di depan anak tersebut. Tiba-tiba dia berhenti dan merogoh sakunya serta mengambil satu lembar uang dan meletakkannya di dalam topi tersebut.

Kemudian ia menambil papan tulisan tersebut, menghapusnya dan menuliskan sebuah kalimat lain. Lalu ia meletakkannya kembali di tempat semula di samping anak buta tersebut agar setiap orang yang melewati anak tersebut dapat melihat dan membaca tulisan tersebut dengan jelas.

 Tak lama setelah itu, tampak topi yang dipegang anak buta tersebut mulai banyak terisi. Hampir setiap orang yang lewat berhenti dan memberi anak buta tersebut uang.

 Saat sore tiba, lelaki yang merubah tulisan tersebut kembali melintas di depan anak tersebut. Si anak yang mengenal langkah kaki tersebut berusaha menghentikan dan bertanya, “Bukankan anda yang telah mengubah tulisan di papan ini tadi pagi? Apa yang anda tulis?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya menulis sebuah kenyataan, saya menulis apa yang kamu tulis tapi dengan cara berbeda.” Lelaki tersebut menulis: “Hari ini sangat indah dan saya tidak bisa melihatnya.”

 Apakah pembaca berpikir bahwa tidak ada bedanya tulisan pertama dengan tulisan pengganti tersebut? 

Tentu, bahwa kedua tulisan menyebutkan bahwa si anak buta. Tapi tulisan pertama lugas menyebut si anak buta.

Sedangkan tulisan kedua memberitahu orang-orang bahwa mereka sangat beruntung masih dapat melihat.

Dan ternyata tulisan berbeda dan yang kedua tampak sangat efektif.

 Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur (Al-Mu’minun: 78)
Read more

Segelas Susu

Seorang anak lelaki miskis yang kelaparan dan tidak memiliki uang. Dia nekad mengetuk pintu sebuah rumah untuk meminta makanan.

Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda. "Bolehkah saya meminta segelas air?" pinta anak lelaki itu. Dia urung meminta makanan.

 Tapi sang gadis tahu bahwa anak ini pasti lapar.

Maka, ia membawa segelas besar susu. "Berapa harga segelas susu ini?" tanya anak lelaki itu. "Ibu mengajarkan kepada saya untuk jangan meminta bayaran atas perbuatan baik kami," jawab si gadis.

 “Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam," balas anak lelaki itu setelah menghabiskan susu tersebut. Belasan tahun berlalu.

Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa.

Suatu hari dia di-diagnosa mempunyai penyakit kronis.

Dokter di kota kecilnya angkat tangan.

 Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar di mana terdapat dokter spesialis.

Dokter terkenal di rumah sakit itu dipanggil untuk memeriksanya.

Saat mendengar nama kota asal wanita itu terbersit pancaran aneh di mata sang dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut.

Seketika dia mengenali wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Menjelang kepulangannya, wanita itu pun menerima amplop berisi tagihan rumah sakit. Wajahnya pucat ketakutan karena dia yakin tidak akan mampu membayar.

Meski dicicil seumur hidup sekalipun. Tangannya gemetar ia membuka amplop itu.

Di pojok atas tagihan itu dia menemukan sebuah catatan: “TELAH DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU.” ditandatangani oleh anak lelaki miskin tersebut.

 Jangan ragu berbuat baik dan jangan mengharap balasan.

Pada akhirnya buah kebaikan akan selalu mengikuti kita. We will harvest what we plant.
Read more