Kisah Dibalik Perintah Sholat Lima Waktu
Kisah Dibalik Perintah Sholat Lima Waktu
Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansyar, maka dengan tiba – tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi, lalu berkata: Ya Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat – kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa AS, yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrabin Lalu Rasullullah SAW, bersabda : Silahkan bertanya. Berkata orang Yahudi: Silahkan terangkan kepada kami tentang lima waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu, Sabda Rasullullah SAW: Sholat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada TuhanNya, Sholat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam AS, memakan buah Khuldi, Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam A.S, maka setiap mukmin yang sholat Maghrib dengan ikhlas kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya, Sholat Isya itu ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul – Rasul sebelumku, Sholat Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan disitu sujudnya tiap orang kafir.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah SAW, maka mereka berkata: Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan di dapati oleh orang yang sholat.
Rasullullah SAW bersabda: Jagalah waktu-waktu sholat terutama sholat yang pertengahan, Sholat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukmin yang mengerjakan sholat pada ketika itu akan diharamkan keatasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.
Sabda Rasullullah SAW lagi: Manakala sholat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam AS. Memakan buah Khuldi, Orang mukmin yang mengerjakan sholat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.
Setelah itu Rasullullah SAW membaca ayat yang bermaksud : Jagalah waktu – waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan, sholat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam A.S, diterima, Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan.
Sabda Rasullullah S.A.W.: Sholat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan sholat Isya berjamaah , Allah S.W.T. haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi titian sirath.
Sabda Rasullullah S.A.W. seterusnya: Sholat Subuh pula, seorang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah S.W.T. dua kebebasan yaitu:
Dibebaskan dari api neraka.
Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata: Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W). Kini katakan pula kepada kami semua kenapakah Allah S.W.T. mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?
Sabda Rasullullah S.A.W. : Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam A.S. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T. mewajibkan ke atas keturunan Adam A.S. berlapar selama 30 hari. Sementara izin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T. kepada makhlukNya.
Kata orang Yahudi: Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.
Sabda Rasullullah S.A.W.: Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T. dia akan diberi oleh Allah S.W.T. tujuh perkara:
Akan dicairkan daging haram yg tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dengan makanan yang haram) .
Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.
Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
Dijauhkan dari merasa lapar dan haus.
Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang sangat mengerikan).
Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T. pada hari Kiamat untuk menyeberang titian sirath.
Allah S.W.T. akan memberinya kemudian di syurga.
Kata orang Yahudi : Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu antara semua para nabi-nabi
Sabda Rasullullah S.A.W.: Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat pada umat saya di hari kiamat).
Kata orang Yahudi : Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa asyhadu anna Muhammada Rasulullah (kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan engkau utusan Allah). Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta , jiwa dan buah2an. Dan berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar. (Al-Baqarah [2] : 155)
Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERBICARA.
Bertanya orang kepada Rasulullah S.A.W. : Bagaimana kita dapat mengenali ORANG –ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat? Maka jawabnya Rasulullah S.A.W, Umat dikenal karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU.
Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil.
Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hambaKu.
Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK KRIPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati:
Para Nabi
Para Ahli Jihad
Para Alim Ulama
Para Syuhada
Para Penghafal Al Quran
Imam atau Pemimpin yang Adil
Tukang Azan
Wanita yang mati kelahiran/ beranak
Orang mati dibunuh atau dianiaya
Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.
Di dalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah r.a sabda Rasulullah S.A.W.: Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan :
Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah buahan syurga.
Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lezat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.
Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah SWT di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud : Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah lalu itu.
Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. Dan (ingatlah) Allah senantiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan, Surah Al-Baqarah [2] : 110 yang artinya “Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
***
Sumber : email teman, semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita dapat memetik hikmah dibalik perintah shalat, serta mari kita yakinkan bahwa kitalah yang butuh dan membutuhkan shalat lima waktu tersebut.
Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansyar, maka dengan tiba – tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi, lalu berkata: Ya Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat – kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa AS, yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrabin Lalu Rasullullah SAW, bersabda : Silahkan bertanya. Berkata orang Yahudi: Silahkan terangkan kepada kami tentang lima waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu, Sabda Rasullullah SAW: Sholat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada TuhanNya, Sholat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam AS, memakan buah Khuldi, Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam A.S, maka setiap mukmin yang sholat Maghrib dengan ikhlas kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya, Sholat Isya itu ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul – Rasul sebelumku, Sholat Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan disitu sujudnya tiap orang kafir.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah SAW, maka mereka berkata: Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan di dapati oleh orang yang sholat.
Rasullullah SAW bersabda: Jagalah waktu-waktu sholat terutama sholat yang pertengahan, Sholat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukmin yang mengerjakan sholat pada ketika itu akan diharamkan keatasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.
Sabda Rasullullah SAW lagi: Manakala sholat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam AS. Memakan buah Khuldi, Orang mukmin yang mengerjakan sholat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.
Setelah itu Rasullullah SAW membaca ayat yang bermaksud : Jagalah waktu – waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan, sholat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam A.S, diterima, Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan.
Sabda Rasullullah S.A.W.: Sholat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan sholat Isya berjamaah , Allah S.W.T. haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi titian sirath.
Sabda Rasullullah S.A.W. seterusnya: Sholat Subuh pula, seorang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah S.W.T. dua kebebasan yaitu:
Dibebaskan dari api neraka.
Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata: Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W). Kini katakan pula kepada kami semua kenapakah Allah S.W.T. mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?
Sabda Rasullullah S.A.W. : Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam A.S. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T. mewajibkan ke atas keturunan Adam A.S. berlapar selama 30 hari. Sementara izin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T. kepada makhlukNya.
Kata orang Yahudi: Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.
Sabda Rasullullah S.A.W.: Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T. dia akan diberi oleh Allah S.W.T. tujuh perkara:
Akan dicairkan daging haram yg tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dengan makanan yang haram) .
Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.
Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
Dijauhkan dari merasa lapar dan haus.
Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang sangat mengerikan).
Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T. pada hari Kiamat untuk menyeberang titian sirath.
Allah S.W.T. akan memberinya kemudian di syurga.
Kata orang Yahudi : Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu antara semua para nabi-nabi
Sabda Rasullullah S.A.W.: Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat pada umat saya di hari kiamat).
Kata orang Yahudi : Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa asyhadu anna Muhammada Rasulullah (kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan engkau utusan Allah). Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta , jiwa dan buah2an. Dan berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar. (Al-Baqarah [2] : 155)
Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERBICARA.
Bertanya orang kepada Rasulullah S.A.W. : Bagaimana kita dapat mengenali ORANG –ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat? Maka jawabnya Rasulullah S.A.W, Umat dikenal karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU.
Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil.
Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hambaKu.
Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK KRIPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati:
Para Nabi
Para Ahli Jihad
Para Alim Ulama
Para Syuhada
Para Penghafal Al Quran
Imam atau Pemimpin yang Adil
Tukang Azan
Wanita yang mati kelahiran/ beranak
Orang mati dibunuh atau dianiaya
Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.
Di dalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah r.a sabda Rasulullah S.A.W.: Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan :
Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah buahan syurga.
Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lezat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.
Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah SWT di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud : Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah lalu itu.
Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. Dan (ingatlah) Allah senantiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan, Surah Al-Baqarah [2] : 110 yang artinya “Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.
***
Sumber : email teman, semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita dapat memetik hikmah dibalik perintah shalat, serta mari kita yakinkan bahwa kitalah yang butuh dan membutuhkan shalat lima waktu tersebut.
umur yg sia-sia
Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya.
Digulung hari demi hari, bulan, dan tahun tanpa terasa.
Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..
Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati.
Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita.
Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita.
Karena itu, jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita. Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua.
Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.
Teruslah berbuat baik... berkata baik...! Kritisi semua yang tidak baik.
Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...
Digulung hari demi hari, bulan, dan tahun tanpa terasa.
Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..
Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati.
Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita.
Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita.
Karena itu, jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita. Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua.
Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.
Teruslah berbuat baik... berkata baik...! Kritisi semua yang tidak baik.
Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...
Sisa Umur Kita
Tiba-tiba saja terfikir suatu hal, yaitu umur manusia.
Saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana kalo saya tahu bahwa umur saya hanya sampai umur 35 tahun, atau 40 tahun, atau 5 hari lagi. saya terpikir banyak hal yang akan saya lakukan.
Saya tertarik untuk berbagi kisah ini pada saudara2 pembaca blog ini. semoga kita bisa diskusi dan mendapat banyak manfaat. jika anda tahu sisa umur anda tinggal 1 tahun, apa saja yang akan anda lakukan untuk mengisi sisa umur itu? mungkin sebagian akan menjawab: * bersenang-senang * jalan-jalan ke tempat indah yang belum didatangi * makan sepuasnya setiap hari * segera nikah * dll mungkin sebagian orang yang lain memilih: * memperbanyak ibadah shalat dan dzikir * memperbanyak sedekah * memperbanyak silaturahim * bekerja lebih giat * memberikan hak keluarga dan orang-orang disekitarnya * dll kenapa dua kelompok kegiatan tersebut begitu berbeda dan seolah bertolak belakang?
Saudaraku, salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita.
Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?
Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak. kemungkinan yang bisa kita bayangkan: * sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah * lebih banyak manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya * jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat.
Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.
Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8),
maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan.
Saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana kalo saya tahu bahwa umur saya hanya sampai umur 35 tahun, atau 40 tahun, atau 5 hari lagi. saya terpikir banyak hal yang akan saya lakukan.
Saya tertarik untuk berbagi kisah ini pada saudara2 pembaca blog ini. semoga kita bisa diskusi dan mendapat banyak manfaat. jika anda tahu sisa umur anda tinggal 1 tahun, apa saja yang akan anda lakukan untuk mengisi sisa umur itu? mungkin sebagian akan menjawab: * bersenang-senang * jalan-jalan ke tempat indah yang belum didatangi * makan sepuasnya setiap hari * segera nikah * dll mungkin sebagian orang yang lain memilih: * memperbanyak ibadah shalat dan dzikir * memperbanyak sedekah * memperbanyak silaturahim * bekerja lebih giat * memberikan hak keluarga dan orang-orang disekitarnya * dll kenapa dua kelompok kegiatan tersebut begitu berbeda dan seolah bertolak belakang?
Saudaraku, salah satu hikmah besar dirahasiakannya bilangan umur kita adalah agar kita tidak tahu kapan kita mati. ketika kita tidak tahu kapan kita akan mati, pada dasarnya kita akan merasa setiap saat bisa jadi ajal kita, maka kita akan selalu berhati-hati dengan tindakan kita.
Kita tidak akan tahu kapan kita akan mati. apakah saat remaja? ataukah saat kita sudah tua? dan kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. apakah hari ini? atau besok? dan kita tidak tahu bagaimana kita akan mati. apakah saat tidur? apakah saat berkendaraan? ataukah ketika kita sedang membaca Al Quran?
Seandainya ALLAH menghendaki semua manusia mengetahui kapan ia mati, dimana ia mati, dan kapan ia mati, akankah kehidupan dunia ini dihiasi kebaikan demi kebaikan? saya rasa tidak. kemungkinan yang bisa kita bayangkan: * sedikit manusia selalu menghiasi umur dengan ibadah * lebih banyak manusia terus menerus berbuat dosa hingga akhir hayatnya * jauh lebih banyak lagi manusia terus berbuat dosa hingga sedikit sisa umurnya ia bertaubat Saya rasa jenis ketiga akan mendominasi isi dunia. orang-orang seperti ini selalu berfikir bahwa masih ada waktu untuk bertaubat.
Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi dunia ini didominasi kejahatan dan kriminalitas, maksiat, hedonis, dan sejenisnya.
Maka segala puji bagi ALLAH Yang Maha Sempurna perhitungannya. ALLAH sangat memahami betapa manusia senantiasa berada antara kecenderungan yang baik dan yang buruk (QS Asy-Syams: 8),
maka ia menyelamatkan manusia dari fitrahnya tersebut, dengan jalan menjadikan umur sebagai hal ghaib yang tidak diketahui manusia. untuk apa? agar manusia selalu berhati-hati dalam hidupnya, dan agar manusia selalu berada dalam kebaikan.
Anak Kecil dan Polisi Tidur

Ada hal yang unik di pagi ini yang membuat saya tidak bisa berhenti berpikir. Pagi ini saya melewati jalan yang sudah biasa saya lewati untuk menuju tempat kerja.
Di sana ada seorang anak kecil sedang belajar sepeda, dan ketika melewati polisi tidur yang ada di depannya… dia terjatuh.
Dia langsung berusaha secepat mungkin berdiri lagi tanpa menunjukkan tanda-tanda kesakitan sekalipun terbentuk jalan aspal yang tajam, lalu segera membenarkan posisi sepeda kecilnya.
“Wow!” saya tidak sadar mengeluarkan kata itu, lalu meminggirkan sepeda motor, berpura-pura menunggu orang hanya agar bisa terus memperhatikan anak ini. Ia mendorong sepedanya melewati polisi tidur itu lalu berbalik arah untuk kembali menantang polisi tidur yang tadi ‘mengalahkannya.’ Sang anak mengayuh sepedanya dengan mantap.
Kali ini dia berhasil melewatinya, namun sedikit kurang stabil dan hampir terjatuh sekalipun masih bisa ditahan oleh kakinya sendiri Tak lama kemudian seorang kakak perempuan menghampirinya. Sang anak meminta kakaknya untuk mengajarkan cara terbaik untuk mengayuh melewati polisi tidur. Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan ke kantor sembari berpikir. Kata-kata pertama yang melintas di pikiran saya adalah,
“Anak kecil tadi lebih hebat dari kebanyakan orang besar.” Saya sengaja menggunakan kata ‘orang besar’, seperti yang akan saya jelaskan di belakang nanti. Kebanyakan orang besar berusaha menjauhi rintangan yang ada dengan melalui jalan lain. Sama seperti yang saya lakukan beberapa hari yang lalu. Saya melewati sebuah jalan yang memiliki beberapa tanjakan ataupun polisi tidur.
Rasanya kurang menyenangkan, ditambah dengan perut terasa seperti diacak acak dan tangan yang pegal karena harus mengontrol gas dan rem bergantian setiap detiknya. Setiap kali lewat di sana, saya berpikir “Bagaimana caranya untuk melewati jalan ini dan sampai di tujuan saya, namun saya tidak perlu mengalami perasaan tidak enak yang ada tadi setelah tanjakan pertama?” Otak saya segera menjawab, ”Silahkan menunggu keajaiban!” Tapi keajaiban seperti itu tidak akan datang. Lupakan khayalan dan harapan Anda yang terlalu mengada-ada.
Cara terbaik dan tercepat untuk menghadapi sebuah masalah adalah maju dan lalui rintangan itu, sama seperti sang anak kecil dengan sepedanya yang berani menantang kembali rintangan yang sebelumnya berhasil menjatuhkan dirinya.
Kebanyakan orang besar atau tua tidak mau mengakui bahwa kegagalan yang ada atau terjadi berasal dari dalam diri sendiri.
Mereka mencari kambing hitam untuk disalahkan. Misalnya ketika terjatuh seperti anak kecil tadi, mereka akan mengeluh, “Kenapa sih polisi tidur ini harus ada di sini?”, “Kenapa kamu harus lewat di jalan ini sehingga kamu tertabrak oleh saya?”, “Kenapa dia harus sukanya sama orang yang sifatnya berbeda sama saya, itu salah dia!”
Orang yang seperti itu akan sulit melihat ke dalam dirinya. Mereka cenderung melihat ke arah luar dan menyalahkan segala sesuatu.
Kuserahkan Putriku Padamu...

Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua. Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya.
Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian. Dan waktupun berlalu… Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini.
Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya. Tapi,… Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya.
Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau-lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya. Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya.
Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami. Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu.
Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua. Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma-cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan. Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami.
Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Pengabdiannya pada suami akan menjadi pahala bagi kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu.
Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami. Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia. Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi.
Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.
Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.
Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.
Pengorbanan

Sang ayah dari pasien yang akan di operasi menghampirinya dan dengan gusar berkata "Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apakah anda tidak tahu bahwa nyawa anak saya terancam jika tidak segera di operasi?"
Dokter itu tersenyum dan berkata, "Maaf, saya sedang tidak berada di rumah sakit, tapi secepatnya saya menuju kemari ketika pihak rumah sakit menghubungi saya"
Kemudian dokter tersebut bergegas menuju ke ruang operasi, setelah beberapa jam ia keluar dengan senyuman di wajahnya dan berkata kepada ayah dari pasien tersebut "Syukurlah, anak anda sudah tertolong dan keadaannya sudah sangat stabil".
Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata lagi, "Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan", setelah berkata dokter tersebut segera berlalu dengan tergesa-gesa. Sang ayah berkata kepada suster, "Kenapa dokter itu angkuh sekali ? dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya !!!"
Sambil meneteskan air mata suster menjawab, "Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda sudah selamat dan ia bisa kembali berkabung".
Pesan: Janganlah kita tergesa-gesa memberikan penilaian terhadap seseorang, tapi maklumilah bahwa setiap orang di sekeliling kita menyimpan cerita kehidupan yang mungkin tidak terbayang di benak kita.
Ada air mata di balik senyuman
Ada kasih sayang di balik setiap amarah
Ada PENGORBANAN di balik setiap ketidak pedulian
Ada harapan di balik setiap kesakitan
Ada kekecewaan di balik setiap derai tawa
Semoga kita semua bisa menjadi manusia dengan rasa toleransi yang semakin luas dan bersyukur dengan apa yang telah kita miliki dalam hidup ini. Ingatlah, kita bukannya satu-satu manusia dengan segudang masalah. Tersenyumlah, karena senyum mampu membasuh setiap luka Maafkanlah, karena maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit
Berdamai Dengan Masalah

“Berapa kira-kira berat gelas ini?” “Satu ons!” “Dua ons!” Tiga ons!”…
terdengar jawaban bersahutan dari siswa-siswanya.
”Saya tidak begitu pasti sampai saya menimbangnya,” kata professor “tapi pertanyaan saya adalah apa yang terjadi jika saya mengangkatnya selama semenit?”.
“Tak kan terjadi apa-apa”, kata siswa-siswa tersebut.
“Baik, jika saya mengangkatnya selama satu jam?” tanya professor.
“Tangan Anda akan terasa pegal”, jawab para siswa.
“Kalau saya angkat selama seharian penuh?”
“Tangan Anda akan sakit, bahkan mungkin bisa terluka otot-ototnya dan Anda harus dirawat di rumah sakit tentunya”, jawab salah satu siswa dan disambut tawa seluruh siswa di kelas tersebut.
“Tepat sekali”, jawab professor. “Tapi apakah kesakitan saya tersebut disebabkan karena berat gelas tersebut berubah?” lanjut professor.
“Tidak,” jawab siswa serentak,
“itu karena otot-otot Anda menerima tegangan yang terlalu lama”.
Profesor kembali bertanya, “Lalu apa yang harus saya lakukan?”
Seisi kelas terdiam. Tiba-tiba salah seorang siswa menjawab, “Letakkan gelas tersebut”. “Excactly, tepat sekali!” jawab sang professor.
“Problem dan masalah dalam hidup dapat diibaratkan mengangkat gelas ini. Camkan kata-kata ini, mengangkatnya lebih lama akan membuatmu merasa pegal.
Mengangkat lebih lama lagi dapat membahayakanmu, bahkan dapat membunuhmu.” “Sangat penting berpikir tentang tantangan-tantangan dalam hidup, tapi akan LEBIH PENTING meletakkannya sejenak setiap mengakhiri hari saat kalian semua beranjak tidur dan tidak membawanya bersama tidurmu.
Dengan begitu kalian tidak akan merasa tertekan, kalian bangun di pagi hari dengan rasa segar, kuat dan tegar menghadapi setiap tantangan dan masalah yang datang.”
Pelajaran: “kegagalan bukanlah suatu masalah yang besar. Anda harus pernah merasakannya untuk mengetahui apa arti sebuah kesuksesan. Banyak orang tidak siap dengan sebuah situasi kegagalan. Belajarlah dari kegagalan meski itu terjadi berkali-kali!”
Cangkir & Kopi

Mereka memutuskan untuk mengunjungi salah satu dosen “tua” yang pernah menjadi pengajarnya. Percakapan yang terjadi begitu seru dan menyenangkan sampai kemudian berlanjut pada masalah tekanan dalam pekerjaan mereka dan hidup mereka.
Agar tidak larut dalam stress, sang dosen bermaksud menawari bekas mahasiswanya tersebut untuk minum kopi. Sang dosen pun pergi ke belakang dan membawa kembali seteko besar kopi dengan banyak cangkir.
Cangkir dan gelas yang dibawa sang dosen tersebut mulai dari cangkir porselen, plastik, gelas dari yang paling murah sampai peralatan minum yang paling mahal.
Sang dosen pun mempersilahkan mantan mahasiswanya untuk mengambil sendiri kopi yang ingin diminumnya.
Setelah semua memegang kopinya masing masing, sang dosen berkata, “Saya lihat Anda semua mengambil gelas-gelas terbaik bahkan gelas dan cangkir termahal serta meninggalkan gelas dan cangkir yang biasa dan murah.
Normal bagi kalian, karena memang kalian hanya menginginkan yang terbaik untuk kalian dan keluarga kalian.
Padahal yang kalian akan minum adalah kopi, bukan cangkir atau gelasnya.
Tapi dengan sadar atau tidak kalian lebih memilih gelas atau cangkir yang lebih baik, bahkan tampak dari masing-masing kalian saling melihat cangkir teman-teman kalian.”
“Sekarang akan saya jelaskan, Hidup adalah kopi, dan pekerjaan, uang serta posisi dalam masyarakat adalah gelas. Mereka hanyalah alat untuk membawa dan mewadahi hidup, sementara hidup sendiri tidak berubah,” jelas sang dosen.
“Terkadang dengan hanya berkonsentrasi pada cangkir atau gelas, kita gagal menikmati kopi di dalamnya.” “Janganlah gelas atau cangkir mempengaruhi Anda… nikmati saja kopinya.”
Melawan Rintangan

Suatu hari Raja ingin menguji kepedulian rakyatnya terhadap sesama.
Di sebuah potongan jalan, setelah mengamati keadaan sekitar,
Raja memerintahkan ajudannya untuk meletakkan batu besar tepat di tengah jalan untuk menghalangi jalan tersebut. Lalu ia dan pembantunya bersembunyi dan mengamati untuk melihat apakah akan ada yang akan berusaha memindahkan batu penghalang besar tersebut.
Beberapa pedagang kaya dan tamu-tamu istana yang melintas hanya melewati batu tersebut tanpa berusaha meminggirkannya. Bahkan banyak yang justru mengumpat dan menyalahkan Raja karena tidak berbuat apa-apa untuk menjaga jalan tersebut tetap lapang dan nyaman untuk dilalui.
Sampai hampir seharian, terlihatlah seorang petani datang membawa pikulan sayuran. Setelah mendekati batu tersebut, petani tersebut meletakkan bebannya dan mencoba berusaha memindahkan batu tersebut ke tepi jalan. Lama sekali dia berusahan memindahkan dengan segala kekuatannya,
Akhirnya dia berhasil memindahkan batu besar tersebut ke tepi jalan. Setelah itu petani tersebut mengambil pikulan sayuran dan seketika dia melihat sebuah bungkusan tergeletak di jalan di bekas batu tersebut.
Bungkusan tersebut berisi koin emas dan catatan dari Raja yang menyebutkan menunjukkan bahwa emas itu hanya untuk orang yang menghilangkan rintangan batu tersebut dari jalan.
Petani tersebut mengetahui apa yang banyak dari kita tidak pernah atau sulit mengerti, bahwa dalam setiap rintangan selalu menyajikan kesempatan untuk memperbaiki kondisi kita.
"Odol" dari Surga

Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari.
Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan.
Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul.
Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ? Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA .
Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita.
Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan.
Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan.
Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.
Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai.
Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut.
Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu. Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya. “Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak. .!!!”
Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu. “Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!” “Tapi Pak…Sssa..” Brrrraaaaang !!!! Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar.
Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan. Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu.
Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas. Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget.
Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.
“Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan.
Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi. “Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran. “Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”.
Petugas pun ngeloyor pergi. Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya. Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata.
Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu.
Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.
Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu.
Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.
Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya.
Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan IA yang menciptakan mereka.
Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : “Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat”.
*** Abuna, betapa aku bersyukur TUHAN membuat kau pernah mengalami itu ***
Rahasia Kebahagiaan

Anak itu melintasi padang pasir selama 40 hari, dan akhirnya tiba di sebuah kastil yang indah, tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.
Alih-alih mencari orang bijak tersebut, Si Anak malah melihat kesibukan yang sangat di dalam kastil tersebut: pedagang datang dan pergi, orang-orang bercakap-cakap di sudut-sudut, orkestra kecil sedang memainkan musik lembut, dan ada meja ditutupi dengan piring-piring makanan paling lezat di seluruh dunia. Si orang bijak berbicara dengan setiap orang, dan anak muda itu harus menunggu selama dua jam sebelum tiba gilirannya untuk dapat bertemu dengannya.
Orang bijak mendengarkan dengan seksama penjelasan anak itu mengapa ia datang, tetapi orang bijak tersebut mengatakan bahwa ia tidak punya waktu saat itu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan.
Dia menyarankan agar anak itu melihat-lihat istana dan kembali dalam dua jam. "Sementara itu, saya ingin meminta Anda untuk melakukan sesuatu", kata orang bijak, sambil menyerahkan anak itu sebuah sendok teh berisi dua tetes minyak.
"Saat Anda berjalan-jalan bawa sendok ini bersama Anda dan jangan membiarkan minyaknya tumpah". Anak itu mulai mendaki dan menuruni banyak anak tangga dalam istana, sambil matanya tertuju pada sendok.
Setelah dua jam, ia kembali ke ruang di mana orang bijak itu berada. "Nah", kata si orang bijak, "Apakah Anda melihat permadani Persia yang tergantung di ruang makanku? Apakah Anda melihat taman yang butuh waktu sepuluh tahun untuk menciptakan? Dan apakah Anda melihat perkamen indah dan koleksi di perpustakaan? " Anak itu merasa malu, dan mengaku bahwa ia tidak sempat melihat apapun. Satu-satunya kekhawatirannya adalah menumpahkan minyak yang telah dipercayakan kepadanya.
"Kembali dan ulangi lagi, amati dan nikmati lingkungan dan keindahan rumah ini", kata orang bijak. "Anda tidak bisa mempercayai seseorang, kalau tidak mengenal rumahnya".
Merasa lega, anak itu mengambil sendok dan kembali menjelajahi istana, kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan dinding. Dia melihat kebun, pegunungan di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, dan mencoba menikmati apa yang telah dilihatnya.
Setelah itu ia kembali ke orang bijak, ia bercerita tentang apa-apa yang telah dilihatnya.
"Tapi di mana tetes minyak saya percayakan kepada Anda?" tanya si orang bijak.
Melihat ke bawah di sendok di tangannya, anak itu melihat bahwa minyak telah hilang. "Nah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan Anda", kata orang paling bijak.
"Rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia dan tidak pernah melupakan tetes-tetes minyak di sendok".
Raja dengan Satu Mata dan Satu Kaki
Raja tersebut sangat terkenal keberanian dan kegarangannya dalam peperangan.
Tetapi sayang raja tersebut hanya memiliki satu mata dan satu kaki akibat luka-luka dari peperangan yang berkali-kali dilaluinya.
Suatu ketika sang raja meminta kepada para seniman di seluruh negeri untuk melukis potret dirinya. Satu pesannya, raja meminta agar lukisan yang dihasilkan dapat menggambarkan kebesaran dirinya dengan sesungguhnya dan apa adanya.
Tetapi tak satupun pelukis terkenal yang berani melukis sang raja apa adanya dengan cacat satu mata dan satu kaki.
Para pelukis terkenal tersebut merasa tidak akan dapat menggambarkan kebesaran yang dimiliki sang raja.
Dan juga mereka merasa takut raja menjadi murka karena lukisan yang dihasilkan justru menunjukkan kelemahan sang raja.
Tanpa dinyana, seorang pelukis muda memberanikan dirinya memohon kepada raja untuk diperbolehkan melukiskan kebesaran dan kehebatan sang raja.
Raja pun mengijinkannya dan memberinya waktu satu bulan untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Waktu satu bulan pun berlalu dan tiba saatnya pelukis muda tersebut menyampaikan hasil lukisannya Kepada sang raja.
Banyak pelukis2 terkenal dari seluruh negeri yang turut menanti bagaimana hasil lukisan pelukis muda tersebut.
Ternyata dalam lukisan tersebut pelukis muda menggambarkan sang raja sedang berburu dan membidik dengan memejamkan satu mata serta menekuk salah satu kakinya.
Raja pun sangat puas dan berterima kasih atas lukisan yang dihasilkan pelukis muda tersebut.
Seperti halnya kebanyakan dari kita, seringkali dalam melihat seseorang atau diri sendiri hanya ter-fokus pada kekurangan dan kejelekannya saja, sehingga sering kali berakibat timbulnya rasa pesimis dan pikiran negatif.
Padahal jika kita mau kita dapat mem-fokus-kan pada kelebihan dan kekuatan yang kita miliki untuk menggambarkan diri kita, serta bersikap optimis dan selalu berpikir positif.
Memo Dari Tuhan

Kepada: Kamu/Anda
Dari: ALLAH
Perihal: Dirimu
Reff: Hidupmu Saya,
Tuhanmu, Hari ini Saya akan menangani semua masalah anda.
Harap diingat bahwa Saya tidak butuh bantuan anda.
Jika kehidupan yang anda jalani saat ini membawa anda pada situasi yang tidak dapat anda tangani maka janganlah coba-coba untuk mengatasinya.
Mohon letakkan permasalahan anda tersebut pada kotak ADT (Akan Diselesaikan Tuhan).
Semuanya akan diselesaikan, tapi dalam ukuran waktu Saya, bukan anda.
Setelah masalah diletakkan dalam kotak, jangan pernah anda kembali memperhatikannya, kembali menengoknya dan mengkhawatirkannya kembali. Sebaiknya anda fokus pada hal-hal lain indah yang sudah dan akan hadir dalam hidup anda.
Jika anda mengalami hal-hal buruk dalam pekerjaan, pikirkan orang lain yang tidak memiliki pekerjaan selama bertahun-tahun.
Jika hubungan cinta anda atau kondisi keluarga anda semakin memburuk, pikirkan orang lain yang tidak pernah merasakan rasanya mencintai dan dicintai.
Jika anda sedih karena tidak bisa menikmati libur akhir pekan, pikirkanlah seorang janda miskin yang harus bekerja hampir seharian dan seminggu penuh untuk memberi makan anak-anaknya.
Jika tiba-tiba mobil/kendaraan anda rusak di tengah jalan yang sepi dan jauh dari pertolongan, pikirkan orang lain yang tidak memiliki kaki atau lumpuh yang tidak dapat berjalan normal.
Jika anda tiba-tiba melihat rambut anda sudah mulai memutih beruban, pikirkanlah pasien kanker yang rambutnya rontok karena harus menjalani kemoterapi.
Jika anda bingung memikirkan dan merenung tentang hidup dan menanyakan maksud Saya terhadap hidupmu, maka bersyukurlah karena masih banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berpikir.
Jika anda menganggap diri anda telah menjadi korban dari ketidaktahuan orang lain, ketidakpedulian orang lain atau ketidaktoleransian orang lain atau yang lebih buruk lagi, mungkin anda juga termasuk salah satu dari mereka yang intoleran dan tidak peduli.
Jika anda memutuskan untuk meneruskan surat ini kepada orang lain, maka anda mungkin telah menyentuh hidup mereka dengan cara yang tidak pernah anda tahu!
Terima kasih.
Tali Kekang Gajah

Tampak seekor gajah besar, gagah dan kuat yang berdiri tegak tanpa bergerak sedikitpun, padahal dia hanya diikat oleh seutas tali kecil yang melingkar pada salah satu kaki depannya dan terikat pada sebuah tonggak kecil.
Tidak tampak kandang besi atau rantai baja yang mengikatnya. Jelas sekali bahwa jika si gajah berniat melepaskan diri maka dengan amat mudahnya ia akan segela terlepas dan lari.
Tapi entah mengapa hal itu tidak dilakukannya. Laki-laki tersebut penasaran dan melihat sekitar menghampiri pawang sekaligus pelatih gajah tersebut dan bertanya, "Mengapa gajah sebesar itu hanya berdiri saja dan tidak berusaha melarikan diri padahal talinya sekecil itu?" Jawab pelatih gajah tersebut,
"ketika gajah tersebut masih kecil kami sudah mengikatnya dengan tali tersebut, dan kami menggunakan tali yang seukuran itu sampai dia sedewasa dan sebesar ini. Cukup bagi gajah untuk yakin bahwa karena tali tersebut maka dia tidak bisa melarikan diri, sehingga sampai sekarang dia tidak berusaha melepaskan diri dari tali tersebut." Laki-laki tersebut heran dan menggumam, "hewan sebesar itu yang bisa melarikan diri dan lepas dari tali kapan saja, tapi tidak melakukannya hanya karena dia percaya bahwa tali yang mengikatnya tidak memungkinkan dia melarikan diri, dan karenanya dia tetap berada di sini sampai sekarang?"
Pesan: Seperti si gajah, beberapa dari kita sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu padahal kita mampu, hanya karena kita pernah gagal. Ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari hidup.
Lima Menit Lagi

Di sebelahnya duduk seorang ibu yang sedang memandang seorang anak di taman bermain.
"Itu anak saya di sana," katanya, sambil menunjuk seorang anak kecil dengan baju merah yang sedang main ayunan. "Dia anak tampan," kata ibu tersebut.
"Kalau itu anak saya bermain di pasir dengan baju biru." Kemudian, melihat jam tangannya, dia memanggil anaknya. "Syamil, ayo kita pulang Nak?" Syamil memohon, "Lima menit lagi, ya ibu?".
Ibu itu mengangguk dan Syamil terus bermain pasir.
Menit-menit berlalu dan sang ibu berdiri dan memanggil lagi anaknya. "Waktunya untuk pulang sekarang?" Sekali lagi Syamil memohon, "Lima menit lagi, Bu.
" Ibu itu tersenyum dan berkata, "baiklah" "
Anda sabar sekali sebagai seorang ibu ," kata wanita itu.
Sang ibu itu tersenyum dan kemudian berkata, "Kakak Syamil, Haikal, meninggal dalam kecelakaan tahun lalu saat dia mengendarai sepedanya di dekat sini, saya sendiri tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengannya yang saya mampu.
Seandainya ia masih hidup sekarang, saya akan memberikan apa saja untuknya meskipun hanya lima menit. Saya sudah bersumpah untuk tidak membuat kesalahan yang sama dengan Syamil.
Biarkan dia berpikir memiliki tambahan waktu lima menit lebih banyak untuk bermain... karena sesungguhnya, sayalah yang mendapatkan lima menit lebih banyak untuk melihat dia bermain."
Mari kita meluangkan waktu yang berharga dengan orang-orang yang dekat, yang sayang kepada kita. Agar kita tidak menyesalinya ketika kesempatan kesempatan itu sudah tidak ada lagi...
Istriku Tidak Bekerja

Berikut tanya jawab antara seorang suami (J) dan Psikolog (T)..
T : Apakah pekerjaan Pak Bandi?
J : Saya bekerja sebagai akuntan di sebuah Bank.
T : Isteri Bapak ?
J : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.
T : Tiap-tiap pagi siapa yang menyediakan sarapan?
J : Isteri saya yang menyediakan sebab dia tidak bekerja.
T : Jam berapa isteri bangun untuk sediakan sarapan ??
J : Jam 4 pagi dia bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu..
T : Anak-anak Pak Bandi ke sekolah bagaimana??
J : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.
T : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan ?
J : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran serta menyetrika. Lepas siang menjemput anak pulang sekolah dan membantu anak belajar pada sore hari.
T : Petang hari selepas Pak Bandi pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan?
J : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.
T : Lalu apa yang istri bapak lakukan ?
J : Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.
Marilah kita cermati bersama, berdasarkan cerita di atas, anda rasa siapa yang lebih banyak bekerja???
Rutinitas seharian istri anda dimulai dari sebelum pagi sehingga lewat malam, itu juga dikatakan TIDAK BEKERJA??!! Ibu Rumah Tangga memang bukan pekerjaan, tidak memerlukan segulung ijazah, sederet pangkat atau segunung jabatan yang besar, tetapi peranan IBU RUMAH TANGGA sangatlah penting!
Hargailah seorang isteri. Karena bagaimanapun pengorbanannya tidak terkira. Ini merupakan renungan untuk kita semua untuk senantiasa saling memahami dan menghargai peran masing-masing. Karena adanya rasa "SALING MENGHARGAI " maka semua akan bahagia.
Sepenggal Kisah Supir Angkot
Pagi itu udara sangat cerah. Jalanan ramai, banyak orang hilir mudik, para pekerja kantoran dan pabrik tampak terburu-buru berangkat.
Setiap angkutan umum yang melintas terlihat penuh, dengan kecepatan tinggi mengejar penumpang dan waktu. Tak lama sebuah pemandangan menarik tampak di tepi jalan ujung sebuah gang.
Seorang ibu-ibu dengan tiga anaknya berusaha menghentikan angkot yang lalu lalang. Tetapi setiap kali angkot berhenti, tak lama kemudian angkot tersebut berjalan kembali dan meninggalkan ibu dan ketiga anaknya tanpa menaiki angkot tersebut.
Beberapa kali kejadian tersebut berulang. Tidak begitu lama dari ujung jalan terlihat angkot dengan kecepatan sedang, tidak begitu penuh, dengan pengemudi seorang anak muda yang cukup bersih.
Dengan sedikit ragu-ragu ibu tersebut menghentikan angkot tersebut dan terjadilah dialog singkat, “Dik, lewat terminal ya?” tanya Ibu. “Iya bu.” Jawab supir angkot tersebut. Yang aneh, si ibu tidak segera naik tetapi malah berkata, “Tapi saya dan ketiga anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab, “Nggak apa-apa Bu, naik saja”. Si Ibu tampak ragu-ragu, dan supir-pun mengulangi perkataannya, “Ayo bu, naik saja, nggak apa-apa”.
Ketika sampai di terminal, empat orang penumpang gratisan ini turun. Si ibu mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepada supir atas kebaikannya naik angkot tanpa membayar.
Setelah ibu tersebut turun, seorang penumpang pria turun juga lalu membayar dengan uang Rp.50 ribu. Ketika supir hendak memberikan kembalian ongkos, pria itu berkata bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta empat penumpang gratisan tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik” kata pria tersebut kepada sopir angkot tersebut...
Pagi itu menjadi semakin cerah dengan kebaikan-kebaikan yang baru saja terjadi.
Seorang ibu miskin yang jujur, seorang supir yang baik hati di tengah jam sibuk dan jalanan yang ramai ia merelakan empat kursi penumpangnya untuk ibu dan ketiga anaknya dan seorang penumpang yang budiman.
Mereka saling mendukung untuk sebuah kebaikan, tanpa sedikitpun mengeluh dan mengharap balas jasa.
Andai separuh saja bangsa kita bisa seperti ini, maka dunia akan takluk. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun itu, tentu akan sangat berarti bagi orang lain.
Setiap angkutan umum yang melintas terlihat penuh, dengan kecepatan tinggi mengejar penumpang dan waktu. Tak lama sebuah pemandangan menarik tampak di tepi jalan ujung sebuah gang.
Seorang ibu-ibu dengan tiga anaknya berusaha menghentikan angkot yang lalu lalang. Tetapi setiap kali angkot berhenti, tak lama kemudian angkot tersebut berjalan kembali dan meninggalkan ibu dan ketiga anaknya tanpa menaiki angkot tersebut.
Beberapa kali kejadian tersebut berulang. Tidak begitu lama dari ujung jalan terlihat angkot dengan kecepatan sedang, tidak begitu penuh, dengan pengemudi seorang anak muda yang cukup bersih.
Dengan sedikit ragu-ragu ibu tersebut menghentikan angkot tersebut dan terjadilah dialog singkat, “Dik, lewat terminal ya?” tanya Ibu. “Iya bu.” Jawab supir angkot tersebut. Yang aneh, si ibu tidak segera naik tetapi malah berkata, “Tapi saya dan ketiga anak saya tidak punya ongkos.” Sambil tersenyum, supir itu menjawab, “Nggak apa-apa Bu, naik saja”. Si Ibu tampak ragu-ragu, dan supir-pun mengulangi perkataannya, “Ayo bu, naik saja, nggak apa-apa”.
Ketika sampai di terminal, empat orang penumpang gratisan ini turun. Si ibu mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepada supir atas kebaikannya naik angkot tanpa membayar.
Setelah ibu tersebut turun, seorang penumpang pria turun juga lalu membayar dengan uang Rp.50 ribu. Ketika supir hendak memberikan kembalian ongkos, pria itu berkata bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta empat penumpang gratisan tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik” kata pria tersebut kepada sopir angkot tersebut...
Pagi itu menjadi semakin cerah dengan kebaikan-kebaikan yang baru saja terjadi.
Seorang ibu miskin yang jujur, seorang supir yang baik hati di tengah jam sibuk dan jalanan yang ramai ia merelakan empat kursi penumpangnya untuk ibu dan ketiga anaknya dan seorang penumpang yang budiman.
Mereka saling mendukung untuk sebuah kebaikan, tanpa sedikitpun mengeluh dan mengharap balas jasa.
Andai separuh saja bangsa kita bisa seperti ini, maka dunia akan takluk. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun itu, tentu akan sangat berarti bagi orang lain.
Anak Buta dan Seorang Lelaki

Di sebelah anak kecil tersebut terdapat sebuah papan dengan tulisan “Saya buta, tolonglah saya”. Dan terdapat beberapa buah koin rupiah yang berhasil dikumpulkannya.
Sesaat kemudian tampak seorang pria berjalan lewat di depan anak tersebut. Tiba-tiba dia berhenti dan merogoh sakunya serta mengambil satu lembar uang dan meletakkannya di dalam topi tersebut.
Kemudian ia menambil papan tulisan tersebut, menghapusnya dan menuliskan sebuah kalimat lain. Lalu ia meletakkannya kembali di tempat semula di samping anak buta tersebut agar setiap orang yang melewati anak tersebut dapat melihat dan membaca tulisan tersebut dengan jelas.
Tak lama setelah itu, tampak topi yang dipegang anak buta tersebut mulai banyak terisi. Hampir setiap orang yang lewat berhenti dan memberi anak buta tersebut uang.
Saat sore tiba, lelaki yang merubah tulisan tersebut kembali melintas di depan anak tersebut. Si anak yang mengenal langkah kaki tersebut berusaha menghentikan dan bertanya, “Bukankan anda yang telah mengubah tulisan di papan ini tadi pagi? Apa yang anda tulis?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya menulis sebuah kenyataan, saya menulis apa yang kamu tulis tapi dengan cara berbeda.” Lelaki tersebut menulis: “Hari ini sangat indah dan saya tidak bisa melihatnya.”
Apakah pembaca berpikir bahwa tidak ada bedanya tulisan pertama dengan tulisan pengganti tersebut?
Tentu, bahwa kedua tulisan menyebutkan bahwa si anak buta. Tapi tulisan pertama lugas menyebut si anak buta.
Sedangkan tulisan kedua memberitahu orang-orang bahwa mereka sangat beruntung masih dapat melihat.
Dan ternyata tulisan berbeda dan yang kedua tampak sangat efektif.
Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur (Al-Mu’minun: 78)
Segelas Susu

Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda. "Bolehkah saya meminta segelas air?" pinta anak lelaki itu. Dia urung meminta makanan.
Tapi sang gadis tahu bahwa anak ini pasti lapar.
Maka, ia membawa segelas besar susu. "Berapa harga segelas susu ini?" tanya anak lelaki itu. "Ibu mengajarkan kepada saya untuk jangan meminta bayaran atas perbuatan baik kami," jawab si gadis.
“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam," balas anak lelaki itu setelah menghabiskan susu tersebut. Belasan tahun berlalu.
Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa.
Suatu hari dia di-diagnosa mempunyai penyakit kronis.
Dokter di kota kecilnya angkat tangan.
Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar di mana terdapat dokter spesialis.
Dokter terkenal di rumah sakit itu dipanggil untuk memeriksanya.
Saat mendengar nama kota asal wanita itu terbersit pancaran aneh di mata sang dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut.
Seketika dia mengenali wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Menjelang kepulangannya, wanita itu pun menerima amplop berisi tagihan rumah sakit. Wajahnya pucat ketakutan karena dia yakin tidak akan mampu membayar.
Meski dicicil seumur hidup sekalipun. Tangannya gemetar ia membuka amplop itu.
Di pojok atas tagihan itu dia menemukan sebuah catatan: “TELAH DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU.” ditandatangani oleh anak lelaki miskin tersebut.
Jangan ragu berbuat baik dan jangan mengharap balasan.
Pada akhirnya buah kebaikan akan selalu mengikuti kita. We will harvest what we plant.
Cerita Tentang Kupu-Kupu

Teringat akan keindahan warna kupu-kupu, gadis kecil itu menunggunya dengan sabar. Sebuah lubang kecil tampak mulai terbuka.
Tampak kupu-kupu berjuang keras berusaha keluar dari lubang yang belum sepenuhnya terbuka tersebut. Lama sekali gadis tersebut menunggunya dan tidak tampak kupu-kupu tersebut akan berhasil keluar.
Gadis kecil tersebut merasa kupu-kupu tersebut tidak akan dapat keluar dan ia memutuskan untuk membantunya.
Kemudian ia mengambil sebuah gunting dan menggunting lobang kecil tersebut menjadi sedikit lebih besar sehingga kupu tersebut dapat keluar.
Tak lama setelah lubang tersebut terbuka, kupu-kupu tersebut dapat keluar dengan mudah.
Tapi alangkah terkejutnya si gadis kecil ketika melihat tubuh kupu-kupu tersebut membengkak dengan sayap yang keriput.
Gadis itu tetap menunggu dengan sabar berharap sayap kupu tersebut melebar dan menjadi normal sehingga dapat digunakan untuk terbang. Lama sekali ia menunggu berharap hal tersebut terjadi, tapi tak ada perubahan apapun dan hari itu ia mendapati kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang di sisa hidupnya dan hanya akan terus merangkak di tanah sampai ajal menjemputnya.
Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisah di atas? Apakah gadis kecil tersebut tidak cukup baik menolong kupu-kupu itu untuk keluar dari kepompongnya?
Ternyata kepompong yang tertutup tersebut diperlukan untuk memaksa cairan dalam tubuh kupu-kupu menyebar ke sayapnya hingga siap dipakai untuk terbang.
Persis seperti kita dalam menjalani kehidupan, bahwa hidup tanpa hambatan akan membuat kita lemah dan melumpuhkan kita. Dan kita tidak akan pernah bisa "TERBANG".
Kepintaran Si Bodoh

Tukang cukur berkata, "Itu Benu, dia anak paling bodoh yang pernah saya kenal"
"Masak, apa iya?" jawab pengusaha
Lalu tukang cukur memanggil si Benu, Ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp.2.000 dan koin Rp.1.000, lalu menyuruh Benu memilih, "Benu, kamu boleh pilih & ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo ambil!" Benu melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.2.000 dan Rp.1.000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1.000. Tukang cukur dengan perasaan bangga lalu melirik dan berbalik kepada sang pengusaha dan berkata,
"Benar kan yang saya katakan tadi,
Benu itu memang anak terbodoh yang pernah saya temui.
Sudah tak terhitung berapa kali saya ngetes dia seperti itu tadi dan dia selalu mengambil uang logam yang nilainya lebih kecil."
Setelah sang pengusaha selesai memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dia bertemu dengan Benu. Karena merasa penasaran dengan apa yang dia lihat sebelumnya, dia pun memanggil Benu dan bertanya, "Benu, tadi saya melihat sewaktu tukang cukur menawarkan uang lembaran Rp.2.000 dan Rp.1.000, saya lihat kok yang kamu ambil uang yang Rp.1.000, kenapa tak ambil yang Rp.2.000, nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1.000?" Benu pun tertawa kecil berkata, "Saya tidak akan dapat lagi Rp.1.000 setiap hari, karena tukang cukur itu selalu penasaran kenapa saya tidak ambil yang seribu. Kalau saya ambil yang Rp.2.000, berarti permainannya selesai dan kapan lagi saya dapat uang jajan gratis setiap hari..."
Catatan : Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya TUHAN yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya kita jika tidak menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Di atas langit masih ada langit yang lain.
Tipe Manakah Anda?

Suatu ketika seorang anak perempuan mengeluh pada ayahnya bahwa hidupnya sangat susah dan dia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Ia merasa lelah menghadapi sulitnya hidup yang dijalaninya dan tampaknya masalah selalu datang bertubi-tubi, selesai satu masalah, datang masalah yang lain lagi.
Sang ayah yang seorang koki kemudian mengajaknya ke dapur. Ia mengambil tiga buah panci dan mengisinya dengan air serta meletakkannya di atas api.
Setelah ketiga panci mulai mendidih ia meletakkan sebuah kentang ke dalam panci pertama, telur pada paci ke dua dan biji kopi di panci ke tiga.
Sang ayah kemudian duduk dan diam menunggu tanpa mengucap satu katapun pada putrinya.
Putrinya yang tak sabar dengan apa yang dilakukan ayahnya mengeluh, tampak gusar dan gelisah sambil bertanya dalam hatinya, "apa yang akan dilakukan ayah?"
Setelah kurang lebih dua puluh menit berlalu, sang ayah mematikan kompor.
Dia mengambil kentang dari panci dan meletakkannya dalam mangkok.
Lalu mengambil telur dan meletakkanya dalam mangkuk yang lain.
Dia kemudian menyendok kopi dan menuangkannya dalam sebuah cangkir.
Pandangan sang ayah beralih pada putrinya dan ia bertanya, "Putriku, apa yang kamu lihat?"
"Kentang, telur dan kopi," jawab putrinya dengan terburu-buru dan setengah hati. "Lihat lebih dekat", kata sang ayah, "cobalah untuk menyentuhnya." Dia melakukan dan menyadari bahwa kentangnya telah berubah menjadi lembut.
Sang ayah kemudian memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya, ia mengamati telur rebus.
Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi dalam gelas dan tercium aroma yang harum dan membuat anak perempuan tersebut tersenyum pada ayahnya.
"Ayah, apa artinya ini semua?" tanyanya.
Sang ayah kemudian menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi memiliki masing-masing menghadapi kesulitan pada air mendidih.
Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Kentang yang keras saat dimasukkan tetapi dalam air mendidih, menjadi lunak dan lembut.
Telur itu rapuh, dengan kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya saat dimasukkan ke dalam air mendidih bagian dalam telur menjadi keras.
Namun, biji kopi yang unik.
Setelah mereka terkena air mendidih, biji tersebut mengubah warna air dan menciptakan sesuatu yang baru.
"Yang manakah dirimu?" tanya ayah pada putrinya. "Ketika kesulitan menderamu, bagaimana kamu menyikapinya?
Apakah kamu seperti sebuah kentang, telur, atau kopi?"
Dalam kehidupan, banyak hal terjadi di sekitar kita.
Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi dalam diri kita.
Tipe yang manakah Anda? Ketika datang sebuah masalah (dan akan datang masalah yang lain lagi) bagaimana kita bereaksi?
Apakah problema yang datang akan membuat kita lemah, keras hati atau menyebabkan kita berubah menjadi sesuatu yang berharga?
Sebuah pelajaran berharga: "Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang Anda temukan, itu adalah sesuatu yang Anda buat."
Kutipan Inspiratif: "Senyum dalam kenikmatan, senyum kesakitan, Tersenyumlah saat kesulitan mendera seperti hujan,
Senyum ketika seseorang menyakiti Anda, Tersenyumlah karena seseorang pasti peduli pada Anda."
Saling Mencintai Karena Allah

Jika abang pergi lebih dulu maka engkaulah yang memandikan jenazah abang,
Andai engkau yang pergi dulu dari abang, abang yang akan memandikan jenazahmu..."
Dari luar kamar jenasah rumah sakit, seorang ustadz masuk dan bertanya apakah istrinya mau memandikan jenazah suaminya...
ustadz tersebut kemudian bersama beberapa orang menemani si isteri memandikan jenazah suaminya. Dengan tenang isteri membasuh muka suaminya sambil berdoa, "Inilah wajah suami yang ku sayang tetapi Allah lebih sayang padamu...
Wahai suamiku... Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan menyatukan kita di akhirat nanti..."
Saat membasuh tangan jenazah suaminya sambil berkata... "Tangan inilah yang mencari rezeki yang halal untuk kami, masuk ke mulut kami... semoga Allah beri pahala untukmu wahai suamiku..."
Saat membasuh tubuh jenazah suaminya, iapun berkata... "Tubuh inilah yang memberi pelukan kasih sayang padaku dan anak-anakku..., semoga Allah beri pahala yang berlipat-berganda untukmu wahai suamiku ..."
Kemudian saat membasuh kaki jenazah suaminya, kembali ia berkata... "Dengan kaki ini engkau keluar rumah mencari rezeki untuk kami, berjalan dan berdiri sepanjang hari semata-mata untuk mencari sesuap nasi, terima kasih suamiku... semoga Allah memberimu kenikmatan hidup di akhirat dan pahala yang berlipat kali ganda..."
Selesai memandikan jenazah suaminya, si isteri mengecup sayu suaminya dan berkata... "Terima kasih suamiku... karena aku bahagia sepanjang menjadi isterimu dan terlalu bahagia... dan terima kasih karena meninggalkan aku bersama permata hatimu yang persis dirimu... dan aku sebagai seorang istri ridha akan kepergianmu karena kasih sayang Allah kepadamu..."
Subhanallah... Indahnya saling mencintai karena Allah... meskipun terpisah sementara di dunia tiada sesal karena yakin bahwa Allah akan mempersatukan kembali di akhirat.
Semoga Allah merahmati setiap pasangan suami-istri dan keluarga yang saling sayang-menyayangi dan mencintai karena Allah Ta'ala, aamiin yaa rabbal alamien.
Istriku Tidak Cantik

Badannya kecil ada dibawah dadaku, juga kulitnya agak hitam, lebih putih kulitku, satu lagi kakinya agak pincang, yang kanan lebih kecil sedikit daripada yang kiri.
Aku menyadarinya ketika aku sudah menikahinya, namun aku sadar bahwa aku telah memilih dia dengan ikhlas dihatiku, kan aku yang memilih, bukan dia yang memaksa, dan walau istriku tidak cantik, namun aku mencintainya.
Allah taburkan rasa cinta itu ketika malam pertama aku bersamanya.
Dimataku dia tetap tidak cantik, namun aku nyaman bila melihat senyumannya.
Dia selalu menerima apa adanya aku, sempat aku pulang tidak bawa gaji seperti yang dijanjikan di lembar penerimaan karyawan bahwa gajiku tertera 4 juta sekian-sekian, namun karena aku selalu terlambat dan juga sering bolos lantaran mengantar si kecil ke rumah sakit dan juga si sulung ke sekolah maka hampir 40 % gajiku dipotong. Subhanallah dia tidak bersungut, malah segera bersiap menukar menu makanan dengan yang lebih sederhana dan bersikeras meminjam komputer butut kami untuk menulis artikel yang dikirimkannya ke beberapa majalah yang terkadang satu atau dua artikel ditayangkan, dan baginya itu sudah
Alhamdulillah bisa menambah sambung susu anakku.
Istriku tidak cantik, namun aku ingat, banyak sekali sumber daya alam yang buruk bahkan legam dan membuat tangan kotor namun tetap dicari, diburu dan dipertahankan orang, seperti batubara. Istriku mungkin bukan emas, dia mungkin batubara, keberadaannya selalu menghangatkan hatiku dan selalu membuatku tidak merasakan resah.
Aku membayangkan bila aku menyimpan batubara satu kilo dirumahku dibandingkan dengan menyimpan emas satu kilo dirumahku, maka aku tidak akan dapat terjaga semalaman bila emas yang kusimpan.
Namun bila batubara yang ku simpan, aku masih punya izzah ada barang yang ku simpan yang cukup berharga, namun aku tetap dapat tidur nyenyak dengannya.
Bayangkan bila istriku sangat cantik, mungkin aku tidak akan tenang membayangkan dia ke pasar dilirik semua lelaki, membayangkan dia sms-an dengan bekas pacar-pacarnya dulu, membayangkan mungkin dia bosan padaku. Akh.. aku bersyukur istriku tidak cantik sehingga aku bisa tidur nyenyak walau banyak nyamuk sekalipun. Istriku tidak cantik, namun dia adalah istri terbaik untukku.
Pesanku: aku selalu melihat sisi baik dari istriku yang membuatku merasa sama dan nyaman dengannya.
Kisah Penjual Ikan

"Mengapa kau tuliskan kata HARI INI? Bukankah kau memang hari ini berjualan, bukan kemarin atau besok?"
Pedagang ikan itu berpikir dan menjawab, "Iya, kau benar."
Kemudian ia menghapus tulisan "HARI INI" dan di papan tersebut tulisan berkurang menjadi "DISINI JUAL IKAN SEGAR" Beberapa saat kemudian datang pembeli ke dua.
Pembeli tersebut juga menanyakan tulisan di papan, "Mengapa kau tulis kata DI SINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan DI SINI , bukan DI SANA atau di tempat lain?"
"Benar juga!" pikir si pedagang ikan tersebut, lalu dihapusnya kata "DI SINI" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR". Tidak lama kemudian datang pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya. "Mengapa kau pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"
"Benar juga" pikir si pedagang ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN" Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke empat yang juga menanyakan tulisannya,
"Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan atau dibagikan?" Benar juga pikir si penjual ikan,,
lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalah tulisan "IKAN" Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke lima, yang juga menanyakan tulisannya :
"Mengapa kau tulis kata IKAN?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan Daging atau Sayur?" "Benar juga" pikir si penjual ikan,
lalu diturunkannya papan pengumuman itu. Tinggallah pedagang ikan tersebut berjualan tanpa memasang papan tulisan, dan keinginan menarik pembeli gagal sudah.
Pelajaran: Yakinlah bahwa tidak mungkin kita bisa memuaskan setiap orang. Sudah menjadi fitrah manusia untuk berbeda pendapat. Jadi utamakan suara hati anda... biarlah orang lain berpendapat... jangan mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain bila anda merasa itu sudah sesuai dengan tujuan anda.
Suara Jangkrik

Siang itu jalan tersebut tampak semrawut dan sangat memekakkan telinga. Tiba-tiba, pria itu berkata kepada temannya, "Saya mendengar suara jangkrik." Temannya berkata, "Apa? Kamu gila, bagaimana mungkin bisa mendengar suara jangkrik di tengah kebisingan ini!."
"Tidak, saya yakin itu," kata pria itu, "Saya mendengarnya." "Gila kau," kata temannya.
Pria itu mendengarkan dengan sangat hati-hati, dan sejenak kemudian berjalan ke seberang jalan ke sebuah taman dimana semak-semak banyak tumbuh.
Dia melihat ke dalam semak-semak, di bawah salah satu cabang, ia melihat seekor jangkrik kecil. Temannya itu benar-benar kagum. "Luar biasa," kata temannya. "Kamu pasti memiliki telinga super!"
"Tidak, tidak," kata pria itu. "Telingaku tidak berbeda dengan punyamu. Itu semua tergantung pada apa yang Anda dengarkan..."
"Tapi itu tidak mungkin!" kata teman tersebut. "Aku tidak pernah bisa mendengar suara jangkrik dalam kebisingan seperti ini."
"Ya, itu benar," jawabnya. "Itu tergantung pada apa yang benar-benar penting bagimu, akan saya tunjukkan padamu..." Ia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa koin, dan diam-diam menjatuhkannya di trotoar.
Dan kemudian, dalam kebisingan dan keramaian jalan, suara koin jatuh tersebut masih terdengar di telinga mereka. Sampai beberapa saat tampak mereka terus masih mencari berbolak-balik dimanakah arah denting koin uang mereka. "Lihat apa yang saya maksud?" tanya pria itu. "Itu semua tergantung pada apa yang penting bagi Anda."
PELAJARAN: · Mari kita memusatkan perhatian dan pikiran kita pada aspek yang lebih penting dari kehidupan! ·
Mari kita memperhatikan lebih dekat dengan apa yang ulama, orang-orang alim dan yang dekat dan sayang kepada kita katakan. ·
Kadang-kadang kita mendengar tetapi tidak menghiraukannya!
Seseorang yang memusatkan perhatiannya pada menyenangkan Allah dan mempersiapkan kehidupan setelah kematian akan memiliki dunia ini di bawah kakinya!
Allah berfirman: "Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat" [QS Asy-Syura: 20]
Bersyukur

Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang.
Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya.
Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya.
Begitu hari-hari berlalu.
Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. “Akh... Aku sudah menua.
Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?”
Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian. “Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang,” terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.
Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang.
Tampaknya dia juga tidak bahagia.
Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, Alhamdullilah Tuhan, terima kasih.
Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik.
Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat.
Terima kasih Tuhan,
Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku.
Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat.”
Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan.
Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja. Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun.
Dengan tersenyum dia menyapa ramah, “Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini.”
“Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?” tanya si pedagang. “Silakan.”
“Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?”
“Tidak, Pak Tua.
Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan?
Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini”.
Teman-teman yang luar biasa,
Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia.
Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya.
Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya; tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.
Entah seberapa kontroversial kehidupan Michael Jackson.
Tetapi, yah… setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.
Mari, jangan sampai kita menjadi budaknya materi.
Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia.
Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.
Prasangka Buruk
Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya.
Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.
Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya.
Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera.
Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan.
Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu.
Semuanya datang dengan kendaraan.
Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.
Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat.
Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu.
Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.
Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja.
Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia.
Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.
Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu.
Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya.
Lama ia tunggu. "Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian.
Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya.
Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja.
Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas.
Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.
Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak.
Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.
Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat.
Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin.
Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu.
Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."
***
makna nya jangan karena hidup kita susah/senang, sehingga menjadi penghalang kita untuk dekat kepada sang raja/Allah yang mempunyai kekuasaan langit dan bumi alam dan isinya.
Betapa hidup itu memberikan warna-warni yang beraneka ragam.
Ada susah, ada senang. Ada tawa, ada tangis. Ada suasana mudah.
Dan, tak jarang sulit. Sayangnya, tak semua hamba-hamba Yang Maha Diraja bisa meluruskan sangka.
Ada kegundahan di situ.
Kenapa kesetiaan yang selama ini tercurah, siang dan malam; tak pernah membuahkan bahagia.
Kenapa yang setia dan taat pada Raja, tak dapat apa pun.
Sementara yang main-main bisa begitu kaya.
Karena itu, kenapa tidak kita coba untuk sesekali menatap ‘wajah’Nya.
Pandangi cinta-Nya dalam keharmonisan alam raya yang tak pernah jenuh melayani hidup manusia, menghantarkan si pelayan setia kepada hidup yang kelak lebih bahagia.
Pandanglah, insya Allah, kita akan mendapati jawaban kalau Sang Raja begitu sayang pada kita.
Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.
Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya.
Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera.
Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan.
Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu.
Semuanya datang dengan kendaraan.
Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.
Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat.
Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu.
Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.
Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja.
Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia.
Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.
Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. "Rajaku yang terhormat!" ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. "Saya mau undur diri dari pekerjaan ini," sambungnya tanpa ragu.
Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya.
Lama ia tunggu. "Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?" ucap sang raja kemudian.
Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya.
Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. "Maafkan saya, raja.
Menurut saya, raja sudah tidak adil!" jelas si pelayan, lepas.
Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.
Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak.
Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.
Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat.
Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin.
Dengan penasaran, ia mulai membaca, "Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu.
Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu."
***
makna nya jangan karena hidup kita susah/senang, sehingga menjadi penghalang kita untuk dekat kepada sang raja/Allah yang mempunyai kekuasaan langit dan bumi alam dan isinya.
Betapa hidup itu memberikan warna-warni yang beraneka ragam.
Ada susah, ada senang. Ada tawa, ada tangis. Ada suasana mudah.
Dan, tak jarang sulit. Sayangnya, tak semua hamba-hamba Yang Maha Diraja bisa meluruskan sangka.
Ada kegundahan di situ.
Kenapa kesetiaan yang selama ini tercurah, siang dan malam; tak pernah membuahkan bahagia.
Kenapa yang setia dan taat pada Raja, tak dapat apa pun.
Sementara yang main-main bisa begitu kaya.
Karena itu, kenapa tidak kita coba untuk sesekali menatap ‘wajah’Nya.
Pandangi cinta-Nya dalam keharmonisan alam raya yang tak pernah jenuh melayani hidup manusia, menghantarkan si pelayan setia kepada hidup yang kelak lebih bahagia.
Pandanglah, insya Allah, kita akan mendapati jawaban kalau Sang Raja begitu sayang pada kita.
Sebuah Isyarat

Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah.
Tapi, tak satu pun yang pas jadi jawaban. "Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap kebingungan anaknya.
"Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak polos.
Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang bakso cuma ingin bilang, ‘Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut.
Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara asing.
Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan. "Teeet…teeet….teeet!" Ia melongok lewat jendela.
Sebuah gerobak dengan lampu petromak tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi, anak kecil itu bingung.
Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun yang menghalangi jalan.
Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi! "Anakku. Itu tukang sate ayam.
Suara klakson itu isyarat. Ia pun cuma ingin mengatakan, ‘Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya.
"Kok ibu tahu?" kilah si anak lebih serius.
Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya. "Nak, bukan cuma ibu yang tahu.
Semua orang dewasa pun paham itu. Simak dan pahamilah.
Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap si ibu penuh perhatian.
**
Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya.
Mungkin, itulah bahasa tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.
Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara. Cukup dengan berdehem ‘ehm’ misalnya, orang pun paham kalau di ruang yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.
Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat.
Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.
Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka yang dewasa.
Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun kau menjauh!" Simak dan pahamilah.
Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson pedagang sate ayam.
Siapa Laki Laki Itu

Yang setiap saat tak henti mendoakan segala yang terbaik untukmu. Ah.. ayah ingat ketika siang itu, sebelum berangkat kekota, dengan wajah malu-malu kau bercerita tentang niat seorang laki-laki untuk meminangmu.
Kau tahu nak_ sudah lama ayah bersiap untuk menanti kabar ini, kabar tentang seorang yang akan membawamu pergi jauh dari ayah.
Kabar tentang laki-laki yang meminta pengalihan tanggung jawab dari ayah.. sungguh sudah lama ayah mempersiapkan diri.
Tapi tetap saja siang itu ayah terkejut, meski mungkin tidak begitu terlihat diwajah ayah. Siapa dia nak?
Siapa laki-laki yang berani memintamu dari ayah?
Bawa dia kesini... biar ayah lihat dulu, seberapa mampu dia meyakinkan ayah bahwa dia akan memperlakukan dan menjagamu tidak kurang dari ayah.
Bawa dia kesini nak... biar ayah nilai dulu, seberapa tulus dia menyayangi dan membimbingmu tidak kurang dari ayah. Ayo bawa dia kesini... biar ayah pertimbangkan dulu, seberapa baik agamanya, seberapa besar tanggung jawabnya, dan seberapa sabar dia menghadapi putri kecil ayah.
Nak_ ayah tahu siang itu akan datang, siang yang mengharuskan ayah untuk menyadari bahwa putri kecil ayah akan segera menggenapkan setengah agamanya, dengan bakti pada dia yang belum ayah kenali.
Padahal dimata ayah, kamu masih gadis kecil yang beberapa waktu lalu merengek minta dibelikan benang untuk layangan, sebab teman-teman seusiamu yang rata-rata laki-laki sudah punya benang yang panjang untuk layangan mereka.
Rasanya kamu masih gadis kecil ayah yang mengadu dengan mata berkaca-kaca bahwa benang layangannya telah kusut, yang terkantuk-kantuk menunggui ayah memperbaikinya agar bisa bermain lagi esok paginya.
Yang dulu melempar sepatunya kelaut sebagai alasan meminta ayah mengizinkanmu bermain air.
Yang dulu membongkar tas ayah, mencari receh untuk celengan ayammu diatas lemari.
Dan kemarin, ketika dengan izin ayah, kau pergi berkenalan dengan keluarga besarnya.
Kembali ayah harus segera menyadari bahwa binar yang kau bawa pulang itu tidak biasa, binar yang belum pernah ayah lihat ketika dengan antusias kau bercerita.
Sebenarnya nak, ayah cemburu. ayah mencemburui dia yang tiba-tiba datang tapi sudah mampu menghadirkan getar-getar rasa yang terlihat dirona wajahmu.
Tapi percayalah nak, kecemburuan itu segera ayah tepis, ayah usir dengan keyakinan bahwa posisi ayah dan posisinya itu tidak disatu tempat.
Bahwa warna cinta untuk ayah tidak sama dengan warna cinta untuknya. Ayah tidak salah, bukan? Sedikit pesan ayah... setelah nanti kau ayah serahkan dengan disaksikan oleh para malaikat.
Jadilah pendamping yang patuh nak, yang senantiasa bersyukur dan berterimakasih, yang menjaga diri dan hartanya, yang tidak mudah menuduh dan menyakiti hatinya, yang menyimpan rahasia dan menutupi aibnya. sebab tidak mudah untuk menjadi seorang suami, tidak mudah untuk menjadi orang yang bertanggung jawab penuh terhadap orang lain, yang harus menjaga dirinya dan ahlinya dari api neraka.
Jadi sekali lagi nak... jangan bebani dia, tapi bantulah dia sesuai peran yang kau punya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
About
[ Blog Archive ]
-
▼
2014
(52)
-
▼
June
(38)
- Tips mendidik anak. Cara mengurangkan marah pada a...
- Tips mendidik anak. Cara mengurangkan marah pada a...
- Kisah Dibalik Perintah Sholat Lima Waktu
- umur yg sia-sia
- Sisa Umur Kita
- Anak Kecil dan Polisi Tidur
- Kuserahkan Putriku Padamu...
- Pengorbanan
- Berdamai Dengan Masalah
- Cangkir & Kopi
- Melawan Rintangan
- "Odol" dari Surga
- Rahasia Kebahagiaan
- Raja dengan Satu Mata dan Satu Kaki
- Memo Dari Tuhan
- Tali Kekang Gajah
- Lima Menit Lagi
- Istriku Tidak Bekerja
- Sepenggal Kisah Supir Angkot
- Anak Buta dan Seorang Lelaki
- Segelas Susu
- Cerita Tentang Kupu-Kupu
- Kepintaran Si Bodoh
- Tipe Manakah Anda?
- Saling Mencintai Karena Allah
- Istriku Tidak Cantik
- Kisah Penjual Ikan
- Suara Jangkrik
- Bersyukur
- Prasangka Buruk
- Sebuah Isyarat
- Siapa Laki Laki Itu
- Dendam Itu Berubah
- uang 20 ribu
- Penghormatan Terakhir
- Maafkan Saya… (Kisah Seorang Polantas)
- kisah "Biarkan anakku tertawa"
- kisah Inspirasi seekor ikan
-
▼
June
(38)
Powered by Blogger.
Archives
-
▼
2014
(52)
-
▼
June
(38)
- Tips mendidik anak. Cara mengurangkan marah pada a...
- Tips mendidik anak. Cara mengurangkan marah pada a...
- Kisah Dibalik Perintah Sholat Lima Waktu
- umur yg sia-sia
- Sisa Umur Kita
- Anak Kecil dan Polisi Tidur
- Kuserahkan Putriku Padamu...
- Pengorbanan
- Berdamai Dengan Masalah
- Cangkir & Kopi
- Melawan Rintangan
- "Odol" dari Surga
- Rahasia Kebahagiaan
- Raja dengan Satu Mata dan Satu Kaki
- Memo Dari Tuhan
- Tali Kekang Gajah
- Lima Menit Lagi
- Istriku Tidak Bekerja
- Sepenggal Kisah Supir Angkot
- Anak Buta dan Seorang Lelaki
- Segelas Susu
- Cerita Tentang Kupu-Kupu
- Kepintaran Si Bodoh
- Tipe Manakah Anda?
- Saling Mencintai Karena Allah
- Istriku Tidak Cantik
- Kisah Penjual Ikan
- Suara Jangkrik
- Bersyukur
- Prasangka Buruk
- Sebuah Isyarat
- Siapa Laki Laki Itu
- Dendam Itu Berubah
- uang 20 ribu
- Penghormatan Terakhir
- Maafkan Saya… (Kisah Seorang Polantas)
- kisah "Biarkan anakku tertawa"
- kisah Inspirasi seekor ikan
-
▼
June
(38)
0 comments: